HONDAVARIO 2007 (MEDAN )
Karena sejak kecil sudah biasa melihat moge seperti Honda Gold Wing dan Harley-Davidson milik ayahnya, Riandanu pengin sesekali juga memilikinya. Tapi berhubung masih 13 tahun, sang ayah lebih memilih membelikannya skubek. Namun agar mimpinya tadi sedikit mendekati kenyataan, modifikasi untuk Honda Vario ini mengambil tema moge turing seperti motor patroli polisi.
"Mimpinya ingin punya skubek yang bergaya low rider seperti tren sekarang tapi mengarah ke gaya turing," kata Rian, panggilan akrabnya.
Berhubung di Medan, Sumatera Utara dirasa belum ada modifikator yang bisa memenuhi hasratnya, pengerjaan diserahkan pada Antonius Chandra dari Ton's Chrome yang bermarkas di Jl. Ciputat Raya, No. 20A, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. "Sempat bingung juga dengan pesanan low rider tapi buat turing," kata Anton saat di awal pengerjaan. Pasalnya selama ini jika low rider pasti umumnya motor terlihat ceper. Nah, karena mendapat perintah seperti itu, meskipun roda belakang molor 20 cm tapi bodi motor tidak dibuat turun. Setingan pada sok belakang yang menggunakan punya Jupiter MX 135 tetap dibuat tinggi seperti aslinya.Hal yang paling beda bisa dilihat pada desain pelek. Menggunakan ukuran yang sama depan dan belakang yaitu 5 x 14 inci serta memiliki model layaknya moge. "Prinsipnya model monoblok tapi di bagian tengahnya diberi lubang. Ini susah karena banyak yang dicustom, bukan kayak pelek lebar biasa di skubek itu," bangga builder gondrong ini. Apalagi ditambah finishing krom, keren.
Sementara itu pada bodi tidak terlalu banyak permainan ubahan. Hanya dicat putih supaya terlihat besar. "Full putih agar dapat efek besar, sebab nggak pakai bodi kit segala," kata Harry Kodok dari bengkel cat MJM di kawasan Bates Ciledug yang melakukan pengecatan.
Biar semakin turing, makanya juga dipasangkan windshield dan boks bagasi full set dari merek Givi.
PROYEK RAME-RAME
Berhubung di Medan, Sumatera Utara dirasa belum ada modifikator yang bisa memenuhi hasratnya, pengerjaan diserahkan pada Antonius Chandra dari Ton's Chrome yang bermarkas di Jl. Ciputat Raya, No. 20A, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. "Sempat bingung juga dengan pesanan low rider tapi buat turing," kata Anton saat di awal pengerjaan. Pasalnya selama ini jika low rider pasti umumnya motor terlihat ceper. Nah, karena mendapat perintah seperti itu, meskipun roda belakang molor 20 cm tapi bodi motor tidak dibuat turun. Setingan pada sok belakang yang menggunakan punya Jupiter MX 135 tetap dibuat tinggi seperti aslinya.Hal yang paling beda bisa dilihat pada desain pelek. Menggunakan ukuran yang sama depan dan belakang yaitu 5 x 14 inci serta memiliki model layaknya moge. "Prinsipnya model monoblok tapi di bagian tengahnya diberi lubang. Ini susah karena banyak yang dicustom, bukan kayak pelek lebar biasa di skubek itu," bangga builder gondrong ini. Apalagi ditambah finishing krom, keren.
Sementara itu pada bodi tidak terlalu banyak permainan ubahan. Hanya dicat putih supaya terlihat besar. "Full putih agar dapat efek besar, sebab nggak pakai bodi kit segala," kata Harry Kodok dari bengkel cat MJM di kawasan Bates Ciledug yang melakukan pengecatan.
Biar semakin turing, makanya juga dipasangkan windshield dan boks bagasi full set dari merek Givi.
PROYEK RAME-RAME
TC mengambil peran dalam penyelesaian beberapa finishing. Seperti pemasangan boks, windshiled serta mesin. "Pokoknya agaar semua keinginan Rian terwujud, sebab sebenarnya rada unik juga sih low rider pakai windshield dan boks begini," kekeh Topo. Namun dengan keseriusan tiga modifikator tadi motor ini siap dikirim kembali ke Medan dan tentunya akan menjadi ikon di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar