Di mana ada demand di situ ada suplai. Seperti itulah yang terjadi pada kawasan Bisnis di wilayah Hotel Indonesia. Beberapa pihak memanfaatkan lahan untuk penitipan motor. | Selama musim penghujan, motor kumuh sudah biasa. Namun bukan berarti kita tidak peduli terhadap kebersihan motor yang dipakai harian. Semakin lama menahan untuk tidak dicuci alias dibersihkan, kotoran yang menempel bahkan bisa membuat bagian tertentu berkarat. | Penghargaan Gold winner di kategori The Best of Special Interst Tabloid 2013 untuk Motorplus dan di berikan langsung oleh Elwin Siregar selaku Director Group of Magazine kepada Sapta N. pangestu selaku Graphic Designer tabloid Motorplus. Dan majalah Bikers mendapatkan Silver winner sebagai The Best of Special Interest Local Magazine 2013 dan diterima langsung oleh Ullie Gumilar selaku Redaktur Desain Grafis. Acara simbolis ini dilakukan di Gedung Kompas Gramedia Group of Magazine di jalan panjang 8A, dikarenakan tidak semua perwakilan redaksi bisa hadir di Manado memenuhi undangan Serikat Perusahaan Pers (SPS) selaku penyelenggara IPMA 2013. |Jika sebelumnya, setelah lolos ujian praktik SIM, pemohon keluar lapangan untuk segera ujian praktik. Kini, dengan adanya Simulator SIM, pemohon hanya perlu ujian secara virtual. TIdak perlu berpanas-panas.|Motor bukan saja sebagai alat transportasi. Tapi sudah menjadi bagian produksi pemiliknya. Sehingga digunakan untuk mengangkut barang. Tidak heran di beberapa lokasi kita sering melihat pengendara membawa barang yang overload alias berlebih. | Setelah sebelumnya Poltabes Surabaya, Jawa Timur, kini Polda Metro Jaya memberlakukan SIM D untuk difabel. Layanan khusus ini diberikan Satpas SIM Daan Mogot dalam bentuk ruang khusus pelayanan bagi pengendara penyandang cacat.

Harley-Davidson FXD W6, Kobra Kolot Bragajul

Written By pijar mentariku on Jumat, 08 Maret 2013 | 14.21.00

Harley-Davidson FXD W6, 1993 (Bandung)


Judul artikel ini sekalian nama dari motor milik Faraz Bdugulz. “Kependekan dari Kolot Bragajul, tua tapi berandalan, brengsek!” buka owner yang  berbadan gambot ini.

Bicara tunggangannya, Faraz sepertinya gandrung kisah customized zaman dahulu. Desain bobber yang digarap  Didoth Retrogrades Slaughter House (RSH) punya cerita unik  dalam sejarah modifikasi.

Gaya begini lebih tua dari choppers. Ini bukan karena ban depan belakang gambot, lho! Tapi, bobber memang cikal bakal choppers yang sudah modif motoring, nge-bob tapi masih pertahankan sasis asli.



Biasanya enggak kinclong rada butek, setang ape hanger atau baby ape hanger, drum brake tanpa mengobrak-abrik rake motor. Aslinya bobber juga menganut mesin-mesin lawas, keluarga  the forty five, 750 cc atau big twin legendaris, Knuckle, pan atau shovelhead.

Ini kali, modifikasi RSH dilakukan pada motor H-D FXD W6 1993. “Sengaja dipilih tidak mengilap tapi menonjolkan karakter keras, logam karat menyesuaikan karakter yang dituju. Tua tapi bandel dan brengsek,” tambah owners kelahiran 1982 ini.

Walau begajul, rider ini ogah mengorbankan pinggang dan ginjal kalau turing jauh. Artinya, kenyamanan turing tetap dipertahankan. RSH  dan pemilik sepakat enggak menyiksa diri dengan hardtail. ”Sok belakang H-D progressive, ergonomis dipaskan dengan postur tubuh pemiliknya,” tambah Didoth.

Tentu persoalan ergonomi juga dibarengi dengan estetika. Tampilan bobber penuh karat dan keras plus postur gambot pemilik pasti sreg jika dipilih ban gaya bobber tulen. Roda depan-belakang diameternya sama, tebal dan gendut. ”Nuansa ol skoolnya diperkuat lewat pilihan ban depan belakang 5,00-16 inci,” jelas tim RSH.

The real naughty bike. Bravo bobber!
(motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI

Ban depan  : Firestone 5,00x16
Ban belakang  : Firestone 5,00x16
Pelek belakang : 3,5-16 inci H-D
Pelek depan  : 3,5-16 inci H-D
Rem depan  : Brakeless
Rem belakang  : Drum brake Japan
Cat  : Blur Brown Concept
Sok depan  : Stock
Penulis : Isf@n | Teks Editor : KR15 | Foto : Rumi

Tidak ada komentar: